Rabu, 31 Januari 2018

Cara Membuat Pupuk Kompos

Assalamualaikum semuanyaaa ><
Kali ini, aku bakalan bagi-bagi info tentang "Cara Membuat Pupuk Kompos" :p
Semoga kalian sukaaaa :D
============================================================
Aku membuat pupuk kompos bersama teman-teman sekelompokku dengan tujuan untuk  ujian praktek PTS (penilaian tengah semester) dan untuk ujian praktek IPA & PLH.

    Anggota Kelompokku :
  1. Ananda Maritza (Ricuy :p)
  2. Aulia Salma (Oneng :D)
  3. Nabila Aprilia (Ini aku iniiii :3)
  4. Zahra Fathimi (Ami :0)
    _________________________________________________________

Cara Membuat Pupuk Kompos

     Alat & bahan yang dibutuhkan :
  • Tanah
  • Sampah hijau  (berupa sayur-sayuran, buah-buahan, kotoran,daun segar, dll)
  • Sampah coklat (berupa daun-daunan kering, rumput kering, jerami, kulit jagung, dll)
  • Sampah limbah rumah tangga yang sudah disortir)
  • EM4 (effective microoganism)
  • Karung goni
  • Ember (ukuran sedang/besar)
  • Air
  • Sarung tangan plastik
    



 Cara pembuatannya : 


  1. Pertama-tama, siapkan alat & bahan yang dibutuhkan
  2. Kedua, masukkan tanah ke dalam ember
  3. Ketiga, tutupi tanah tadi dengan sampah hijau, sampah coklat, dan sampah limbah rumah tangga yang sudah disortir
  4. Ulangi langkah kedua dan ketiga sampai bahan habis
  5. Sekarang pastikan tanah ada di bagian paling atas ember
  6. Selanjutnya, tambahkan EM4 secukupnya (4 pipet EM4) pada tanah yang ada di bagian paling atas ember
  7. Setelah itu, tuangkan air setengah gelas kecil pada ember berisi pupuk kompos
  8. Lalu,  tutupi bagian atas ember dengan karung goni
  9. Aduklah pupuk kompos tadi setiap hari menggunakan sarung tangan plastik.
 Ini dia hasil pengamatan kompos yang aku buat : 

Hari/Tanggal Warna Aroma Tekstur Suhu
Sabtu,27-01-18 Coklat tua Masih bau sampah Sampah belum hancur Masih sama
Senin, 29-01-18 Coklat tua Masih bau sampah Sampah belum hancur Sedikit hangat
Rabu,31-01-18 Coklat tua Bau sampah & tanah Sampah belum hancur Sedikit hangat
Kamis, 01-02-18 Coklat tua Bau sampah & tanah Sampah belum hancur Sedikit hangat
Jumat, 02-02-18 Coklat tua Bau tanah Sampah belum hancur Sedikit turun
Sabtu, 03-02-18 Coklat tua Baunya sedikit asam Sampah belum hancur Sedikit turun
Senin, 05-02-18 Coklat tua Baunya sedikit asam Sampah belum hancur Sedikit turun
Selasa, 06-02-18 Coklat tua Bau tanah & asam Sampah belum hancur Sama
Rabu, 07-02-18 Coklat tua Bau tanah & asam Sampah belum hancur Sama
Kamis, 08-02-18 Coklat tua Sedikit bau asam Sampah belum hancur Sama seperti kemarin
Jumat 09-02-18 Coklat tua Bau tanah Sampah belum hancur Sama seperti kemarin
Senin, 12-02-18 Coklat tua Bau tanah Sampah coklat belum hancur normal
Selasa, 13-02-18 Coklat tua Bau tanah Sampah coklat belum hancur Normal
Rabu, 14-02-18 Coklat tua Bau tanah Sampah coklat belum hancur Sedikit hangat
Selasa, 20-02-18 Coklat tua Bau tanah Sampah basah (habis disiram air) Normal
Rabu, 21-02-18 Coklat kehitaman Bau tanah Tanah lembab & sampah coklat mulai hancur Sedikit hangat

 :p :D :)


 Sekian dari aku
 Semoga bermanfaat yaaa :)
 Wassalamualaikum WR.WB

Rabu, 24 Januari 2018

Legenda Situ Bagendit


Assalamualaikum

Hai semuaaaanyaaaa ><         

Kali ini, aku bakalan bagi cerita tentang Legenda dari Jawa Barat yaituuuuu :D

jeng jeng jeng.....

"Legenda Situ Bagendit"

(*Prok prok prok)

==========================================================

 Legenda Situ Bagendit

Pada zaman dahulu kala, di sebelah utara kota Garut, terdapat sebuah desa yang penduduknya kebanyakan adalah petani. Karena tanah desa itu sangat subur dan tidak pernah kekurangan air, maka sawah-sawah mereka selalu menghasilkan padi yang berlimpah ruah. Namun meski begitu, para penduduk di desa itu tetap miskin kekurangan. Hal tersebut disebabkan oleh ulah seorang tengkulak bernama Nyai Bagendit.
Hari masih sedikit gelap dan embun masih bergayut di dedaunan, namun para penduduk sudah bergegas menuju sawah mereka. Hari ini adalah hari panen. Mereka akan menuai padi yang sudah menguning dan menjualnya kepada Nyai Bagendit.
Nyai Bagendit adalah orang terkaya di desa itu. Rumahnya mewah, lumbung padinya sangat luas karena harus cukup menampung padi yang dibelinya dari seluruh petani di desa itu. Ya! Seluruh petani. Dan bukan dengan sukarela para petani itu menjual hasil panennya kepada Nyai Bagendit. Mereka terpaksa menjual semua hasil panennya dengan harga murah kalau tidak ingin cari perkara dengan centeng-centeng suruhan wanita itu. Lalu jika pasokan padi mereka habis, mereka harus membeli dari Nyai Bagendit dengan harga yang melambung tinggi.
Legenda situ bagendit.jpg
"Wah kapan ya nasib kita berubah?" ujar seorang petani kepada teman nya."Tidak tahan saya hidup seperti ini. Kenapa yah, Tuhan tidak menghukum si lintah darat itu?"
"Sssst, jangan keras-keras, nanti ada yang dengar!" sahut temannya. "Kita mah harus sabar! Nanti juga akan datang pembalasan yang setimpal bagi orang yang suka berbuat aniaya pada orang lain. Tuhan tidak pernah tidur!"
Sementara itu Nyai Bagendit sedang memeriksa lumbung padinya.
"Barja." kata Nyai Bagendit pada centengnya."Bagaimana? Apakah semua padi sudah dibeli?"
"Beres Nyi." jawab Barja. "Lumbung sudah penuh diisi padi, bahkan beberapa masih kita simpan di luar karena sudah tak muat."
"Ha ha ha ha...! Sebentar lagi mereka akan kehabisan beras dan akan membeli padiku. Aku akan semakin kaya!" Nyai Bagendit tertawa senang. "Awasi terus Para petani itu, jangan sampai mereka menjual hasil panennya ke tempat lain. Beri pelajaran bagi siapa saja yang membangkang!"

Benar saja, beberapa minggu kemudian para penduduk desa mulai kehabisan bahan makanan bahkan banyak yang sudah mulai menderita kelaparan. Sementara Nyai Bagendit selalu berpesta pora dengan makanan-makanan mewah di rumahnya.
"Aduh Pak, persediaan beras kita sudah menipis. Sebentar lagi kita terpaksa harus membeli beras ke Nyai Bagendit." keluh seorang penduduk desa pada suaminya. "Kata tetangga harganya sekarang lima kali lipat dibanding saat kita jual dulu. Bagaimana ini, Pak?"
Pada suatu siang yang panas, dari ujung desa nampak seorang nenek yang berjalan terbungkuk-bungkuk. Dia melewati pemukiman penduduk dengan tatapan penuh iba.
"Hmm, kasihan para penduduk ini. Mereka menderita hanya karena kelakuan seorang saja. Sepertinya hal ini harus segera diakhiri." pikir si nenek. Dia berjalan niendekati seorang penduduk yang sedang menumbuk padi.
"Permisi! Saya numpang tanya," kata si nenek.
"Ya, Nek ada apa ya?" jawab wanita yang sedang menumbuk padi tersebut
"Dimanakah saya bisa menemukan orang yang paling kaya di desa ini?" Tanya si nenek.
"Oh, maksud nenek rumah Nyai Bagendit?" kata wanita itu. "Sudah dekat, Nek. Nenek tinggal lurus saja sampai ketemu pertigaan, lalu belok kiri. Nanti akan terlihat rumah yang sangat besar. Itulah rumahnya. Memang nenek ada periu apa sama Nyai Bagendit?"
"Saya mau minta sedekah," kata si nenek.
"Ah percuma saja nenek minta sama dia, dia tidak akan memberinya. Kalau nenek lapar, makanlah di rumah saya, tapi hanya seadanya." kata wanita itu.
"Tidak usah, terima kasih" jawab si nenek. "Saya hanya mau tahu reaksinya kalau ada pengemis yang minta sedekah. Oya, tolong beritahu penduduk desa lainnya agar siap-siap menqungsi. Karena sebentar lagi akan ada banjir besar."
"Nenek bercanda, ya?" kata wanita itu kaget."Mana mungkin ada banjir di musim kemarau?"
"Aku tidak bercanda," kata si nenek."Aku adalah orang yang akan memberi pelajaran pada Nyai Bagendit. Maka dari itu segera mengungsilah, bawalah barang berharga milik kalian," kata si nenek. Setelah itu si nenek pergi meninggalkan wanita tadi yang masih berdiri mematung.
Sementara itu Nyai Endit sedang menikmati hidangan yang berlimpah, demikian pula para centengnya. Si pengemis tiba di depan rumah Nyai Endit dan langsung dihadang oleh para centeng.
"Hei pengemis tua! Cepat pergi dari sini! Jangan sampai teras rumah ini kotor terinjak kakimu!" bentak centeng.
"Saya mau minta sedekah. Mungkin ada sisa makanan yang bisa saya makan. Sudah tiga hari saya tidak makan," kata si nenek.
"Apa peduliku," bentak centeng. "Kalau mau makan ya beli, jangan minta! Sana, cepat pergi sebelum saya seret."
Tapi si nenek tidak bergeming di tempatnya. "Nyai Endit keluarlah! Aku mau minta sedekah. Nyai Bagendiiit ...!" teriak si nenek.
Centeng-centeng itu berusaha menyeret si nenek yang terus berteriak-teriak, tapi tidak berhasil.
"Siapa sih yang berteriak-teriak di luar," ujar Nyai Endit. "Mengganggu orang makan saja!"
"Hei, siapa kamu nenek tua? Kenapa berteriak-teriak di depan rumah orang?" bentak Nyai Bagendit.
"Saya hanya mau minta sedikit makanan karena sudah tiga hari saya tidak makan,"kata nenek.
"Tidak ada makanan di sini! Cepat pergi, nanti rumahku kotor."
Namun, sang nenek bukannya pergi tapi justru menancapkan tongkatnya ke tanah lalu memandang Nyai Endit dengan penuh kemarahan.
"Bagendit! Selama ini Tuhan memberimu rezeki berlimpah tapi kau tidak bersyukur. Kau kikir! Sementara penduduk desa kelaparan kau malah menghambur-hamburkan makanan" teriak si nenek berapi-api. "Aku datang kesini sebagai jawaban atas doa para penduduk yang sengsara karena ulahmu! Kini bersiaplah menerima hukumanmu."
"Ha ha ha .. Kau mau menghukumku? Tidak salah nih? Kamu tidak lihat centeng-centengku banyak! Sekali pukul saja, kau pasti mati," kata Nyai Endit.
"Tidak perlu repot-repot mengusirku," kata nenek. "Aku akan pergi dari sini jika kau bisa mencabut tongkatku dari tanah."
"Dasar nenek gila. Apa susahnya mencabut tongkat. Tanpa tenaga pun aku bisa!" kata Nyai Endit sombong. Lalu hup! Nyai Endit mencoba mencabut tongkat itu dengan satu tangan. Ternyata tongkat itu tidak bergeming. Dia coba dengan dua tangan. Hup hup! Masih tidak bergeming juga.
"Sialan!" kata Nyai Endit. "Centeng! Cabut tongkat itu! Awas kalau sampai tidak tercabut. Gaji kalian aku potong!"
Centeng-centeng itu mencoba mencabut tongkat si nenek, namun meski sudah ditarik oleh tiga orang, tongkat itu tetap tak bergeming.
"Ha ha ha. kalian tidak berhasil?" kata si nenek. "Ternyata tenaga kalian tidak seberapa. Lihat aku akan mencabut tongkat ini."
Brut! Dengan sekali hentakan, tongkat itu sudah terangkat dari tanah. Byuuuuurrr!!!! Tiba-tiba dan bekas tancapan tongkat si nenek menyembur air yang sangat deras.
"Bagendit! Inilah hukuman untukmu! Air ini adalah air mata Para penduduk yang sengsara karenamu. Kau dan seluruh hartamu akan tenggelam oleh air ini."
Setelah berkata demikian si nenek tiba-tiba menghilang entah kemana. Tinggal Nyai Endit yang panik melihat air yang meluap dengan deras. Dia berusaha berlari menyelamatkan hartanya, namun air bah lebih cepat menenggelamkannya beserta hartanya.
Kini, di desa itu terbentuk sebuah danau kecil yang dinamakan 'Situ Bagendit' Situ artinya danau dan Bagendit berasal dari nama Bagendit. Beberapa orang percaya bahwa kadang-kadang kita bisa melihat lintah sebesar kasur di dasar danau. Katanya itu adalah penjelmaan Nyai Endit yang tidak berhasil kabur dari jebakan air bah.
Amanat  yang bisa diambil dari cerita tersebut : kita tidak boleh menjadi orang yang kikir dan sombong walaupun memiliki harta yang berlimpah. Kita harus menjadi orang yang dermawan. Semua manusia diciptakan sama, yang membedakan adalah akhlak atau perilaku.
Itu aja cerita dari aku.. :p
Kalo mau liat  kumpulan cerita lain boleh cek link ini : http://dongengceritarakyat.com/category/cerita-rakyat-nusantara/cerita-rakyat-jawa-barat/
lalalallalalala (*apaan sih nab)
Dadaaaahhhhh... Sampai jumpa lagiiiiiii :)

Rabu, 17 Januari 2018

Olimpiade Matematika & TO

Hai Semuanyaaaaaa :D
Hahaha ternyata kita ketemu lagi ya di blog ini 
Kali ini aku bakalan cerita tentang pengalamanku pas ikut Olimpiade Matematika dan Try Out
Yuk langsung aja liat ceritanya ! 

--------------------------------------------------------------------------

Aku mengikuti Olimpiade Matematika se-Jawa Barat pada hari Selasa, 16 Januari 2018 tepatnya di SMP Darul Hikam Bandung. Sekitar 200 peserta yang mengikuti kegiatan ini. Pesertanya itu siswa-siswi SD se-Jawa Barat. Sebelum Olimpiade Matematika dilaksanakan, murid SMP Darul Hikam Bandung menyambut para peserta dan pembinanya dengan menampilkan rampak kendang, pembacaan ayat suci Alquran, dan paduan suara. Setelah menyaksikan penampilan murid SMP Darul Hikam Bandung, para peserta menuju ruangan yang telah disediakan berdasarkan info yang ada di mading. Dan akhirnya pun Olimpiade Matematika dimulai. Para peserta diberi waktu 90 menit. Setelah waktunya habis, para peserta mengumpulkan soal dan lembar jawabannya masing-masing. Lalu, pengumumannya dilaksanakan nanti di hari Rabu, 17 Januari 2018. Perasaanku saat mengikuti kegiatan ini adalah deg-degan ,senang, kesel, pokoknya campur aduk ! Pesanku untuk kegiatan ini adalah ngasih soalnya jangan susah-susah dong :D dan waktu ngerjain soalnya ditambahin :p

---------------------------------------------------------------------------

Pada hari Rabu, 17 Januari 2018, Aku mengikuti TO (Try Out) se-Kota Bandung tepatnya di Taman Budaya, Dago Tea House. Pesertanya siswa-siswi SD se-Kota Bandung. Kegiatan ini dimulai dengan pembukaan dan cara mengerjakan lembar jawaban TO. Setelah itu, TO pun dimulai. Waktu pengerjaannya 90 menit. Dan jika sudah selesai, lembar jawaban langsung dikumpulkan kepada kakak-kakak pengawas. Setelah semuanya mengumpulkan lembar jawaban, kami menyaksikan penampilan dari siswa-siswi SMP Darul Hikam seperti bermain angklung, paduan suara, kabaret, penampilan dari Band Darul Hikam, ceramah dari ustadz, taekwondo, basket, foot ball, dan masih banyak lagi. Lalu, pengumuman pun dimulai. Juara pertama TO (temenku loooh namanya Ami) dan Olimpiade Matematika (yang kemarin) mendapat uang pembangunan sebesar Rp 22.000.000 dan uang tunai sebesar Rp 1.000.000, juara 2 mendapat uang pembangunan sebesar Rp 11.000.000 dan uang tunai sebesar Rp 750.000(temenku juga looh namanya Fiya), juara 3 mendapat uang tunai sebesar Rp 500.000. Perasaanku saat mengikuti kegiatan ini adalah senang, seru, sedih, dan deg-degan. Pesan buat kegiatannya adalah tambahin waktu pengerjaan soalnya doong ><

Itu aja dari aku....
Semoga kalian suka
Wassalamualaikum WR.WB

Rabu, 10 Januari 2018

Liburan ke Jendela Alam

Hai semuanyaa... :D 
Akhirnya kita bisa ketemu lagi di Blog Aku....
Kali ini, Aku bakal cerita tentang liburanku ke Jendela Alam ^v^
Semoga kalian suka yaa :)


Hasil gambar untuk jendela alam bandung    Pada Hari Sabtu, 06-01-2018, Aku pergi bersama keluarga Tanteku ke Jendela Alam. Kami berangkat dari rumah pukul 09.00 pagi menggunakan motor. Saat di perjalanan, Aku dan Adik Sepupuku bermain balapan. Yang duluan sampai, dia yang menang. Sepanjang perjalanan terasa menyenangkan.
    Sesampainya di Jendela Alam, tepatnya pukul 09.30 pagi, kami bersegera untuk membeli tiket terlebih dahulu. Setelah itu, kami berjalan-jalan menikmati pemandangan di Jendela Alam. Lalu, akhirnya kami bisa bermain sepuasnya. Pertama-tama, kami bermain trampolin. Selanjutnya, kami menaiki perosotan, becak, membuat tanah liat, dan memberi makan binatang. Dan akhirnya, kami pulang ke rumah masing-masing.

Hasil gambar untuk jendela alam bandung

Sekian dari Aku...
Maap kalo ada salah kata dan lain-lain ><
Wassalamualaikum WR.WB ^v^